Sabtu, 21 Agustus 2010

Sungai Jambu....

Sungai Jambu adalah sebuah nagari. Dalam bahasa yang lebih umum, nagari ini bisa juga disamakan dengan desa. Secara teritorial, Sungai Jambu ini berada di dalam Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Sungai Jambu ini dianugerahkan oleh Sang Pencipta dengan eksotisme alamnya yang menawan. Latar belakang Gunung Marapi yang berdiri kokoh membuat nagari ini memiliki hawa yang dingin menggigit. Jika Anda orang yang terbiasa bermukim di dataran rendah, dijamin hawa dingin akan menjadi masalah tersendiri.

Dengan hawa yang sejuk di bawah kaki gunung, Sungai Jambu ini dialiri oleh tiga batang sungai. Dalam Tambo Minangkabu, nagari ini termasuk nagari tertua di bumi Minangkabau. Nagari tua lainnya adalah nagari Pariangan.

Dengan bukti-bukti sejarah yang ada di kanagarian Sungai Jambu, seperti Sawah Gadang Satampang Banieh, Galundi Baselo, Batu Sajamba Makan, Bukit Siguntang, membuat nagari ini menyimpan banyak sejarah dalam perkembangan kerajaan Minangkabau masa lampau.

Pada nagari ini terdapat beberapa jorong (bagian dari nagari) diantaranya yaitu:
  • Batur
  • Bulan Sariak Jambak Ulu
  • Labuatan
  • Sungai Jambu
Jumlah penduduk lebih kurang 3.273 jiwa. Sebagian besar mata pencarian penduduk adalah petani. Nagari ini sekarang sudah mulai sepi, karena hampir 60% penduduknya pergi merantau ke berbagai pelosok di tanah air, dan yang terbanyak mereka merantau dan menetap di Kota Bumi (Lampung), Jambi, Pekanbaru, dan Jakarta.

Makanan khas penduduk nagari Sungai Jambu dan sekitarnya adalah sambalado tanak, samba tulang, sampadeh dan lain-lain.

Sumber: wikipedia

SEJARAH: Kerajaan Minangkabau

Kerajaan Minangkabau diperkirakan berdiri sekitar abad ke-7 masehi. Letaknya berada di sekitar lembah sungai Kampar dan Batanghari. Dari sanalah kemudian kita menyebutnya sebagai Kerajaan Minangkabau Timur. Pada pertengahan abad ke-14 M, Kerajaan Minangkabau berpusat di Pagaruyung Luhak Tanah Datar. Kerajaan ini hidup sampai permulaan abad ke-19 M. Lalu pada pertengahan abad ke-14, Datuk Katumanggungan memegang tampuk kekuasaan wilayah Minangkabau.

Pada era itulah Adityawarman datang dari Majapahit, Jawa. Ibu Adityawarman adalah seorang wanita yang berasal dari Minangkabau. Dia kemudian dinobatkan menjadi Raja di Pagaruyung pada 1349. Tapi kerajaan Minangkabau Pagaruyung ini pada hakekatnya hanya bertahan sampai 1809. Penyebabnya ketika itu Sultan Muningsyah I meninggalkan istana. Raja-raja yang bertahta sesudahnya di Pagaruyung adalah Sultan Muningsyah II dan Muningsyah III serta Puti Reno Sumpur. Tetapi kekuasaan masing-masing Sultan dan Puti ini tidak begitu besar lagi.

Puti Reno Sumpur lahir di Sumpur Kudus, tempat kedudukan resmi Rajo Ibadat, pada tahun 1816, dan wafat di Pagaruyung pada tahun 1912 dalam usia 96 tahun. Dari pihak ibu ia adalah keturunan Rajo Ibadat Sumpur Kudus. Sedangkan dari pihak bapak ia adalah keturunan seorang Rajo Adat di Buo. Dengan demikian, ia merupakan salah seorang keturunan asli dari raja-raja di Minangkabau.

Sebagai keluarga istana, ia berdaulat di daerah Singingi dan Gunung Sahilan. Setelah Sultan Muningsyah II yang bergelar Sultan Alam Bagagarsyah dibuang Belanda ke Betawi tahun 1833 tidak ada lagi raja bertahta di Pagaruyung. Barulah pada akhir abad ke-19, Puti Reno Sumpur dijemput ke Gunung Sahilan dan didudukkan kembali di Istana Balai Janggo, Pagaruyung, sebagai Tuan Gadih, yaitu Ratu yang tiada berdaulat.

Pada masa kejayaan Kerajaan Minangkabau mempunyai wilayah kekuasaan yang batas-batasnya meliputi :
1. Sebelah Timur antara kerajaan Palembang dan Sungai Siak
2. Disebelah Barat antara kerajaan Manjuto di Muko-Muko dan Sungai Singkel
3. Daerah asli kerajaan adalah Luhak Nan Tigo sekarang yaitu; Luhak Tanah Datar,
Luhak Agam, dan Luhak Limo Puluah Koto.

Raja-raja dari kerajaan inilah yang kemudian memperbesar daerah pengaruhnya dari pantai barat sampai pantai timur,sehingga mencakup kerajaan-kerajaan Indrapura, Indragiri, dan Pucuk Jambi Sembilan Lurah. Raja-raja dari daerah tersebut itu mengakui raja yang berkedudukan di Pagaruyung sebagai “Raja Alam”, yaitu sebagai maharaja di antara mereka. Dengan kata lain dapat dikemukakan, daerah kekuasaan Minangkabau pada masa itu mencakup seluruh daerah Propinsi Sumatera Barat kini, serta sebagian Propinsi Riau serta sebagian lagi Propinsi Jambi. Wilayah kekuasaan itu hampir sama dengan daerah Propinsi Sumatera Tengah pada permulaan kemerdekaan RI.

Adityawarman adalah putra Dara Jingga yang berasal dari keturunan Melayu Minangkabau. Ia dibesarkan dalam lingkungan istana Majapahit yang beragama Hindu. Pada 1340 M, ia diutus oleh Raja Majapahit untuk menaklukkan Minangkabau dan mengusai daerah penghasilan lada karena pasukan-pasukan yang diutus sebelumnyamenemui kegagalan ketika berhadapan dengan Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang. Mereka bukan kalah dalam pertempuran , melainkan kalah dalam sayembara “Batakok Kayu Tataran Naga” dan “Adu Kerbau”.

Cerita tentang sayembara ini memperlihatkan “kecerdikan” orang Minang saja. Pada waktu pasukan Majapahit dengan kekuatan yang lebih unggul dari kekuatan Datuk Katumanggungan, memasuki wilayah Minangkabau, sang Datuk menjalankan siasatnya. Komandan pasukan Majapahit diajak “beradu pintar” dengan Datuk. Masing-masing disuruh menerka ujung dan pangkal dari sepotong kayu yang dinamakan
“Kayu Tataran Naga”. Kalau sang komandan dan rombongan berhasil menerka maka kekuasaan di Minangkabau bisa dia peroleh.

Ternyata mereka gagal menerkanya. Sebaliknya Datuk Katumanggungan berhasil dengan baik menunjukkan mana pangkal dan mana ujung dari sepotong kayu, yaitu dengan memasukan kayu itu ke air. Bagian pangkal kayu adalah yang lebih dalam terbenamnya dibanding bagian ujungnya, karena ia lebih berat. Rombongan pendatang mengaku kalah dan dengan sukarela kembali ke Majapahit.

Tapi Majapahit belum puas dengan misinya. Pasukan selanjutnya dikirim lagi untuk kali kedua. Kedatangan pasukan ini pun dihadapi dengan siasat lain, yaitu “beradu Kerbau”. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumya, pasukan Majapahit pun kalah .

Ternyata, ”orang Minang memang banyak aka” Dia mau terimpit - asal diatas. Dia mau terkurung - asal di luar. Kalau berjalan bergandeng dua - dia harus ditengah-tengah. Dangakan nan di urang-lakukan nan di awak. “ikolah cadiak pandai namonyo”, “psikhis resah”

Kesudahannya, sekitar pertengahan abad ke 14, Adityawarman datang ke Minangkabau. Karena ibunya berasal dari orang Melayu Minangkabau maka dia bisa  diterima. Dan tepat pada tahun 1347 Adityawarman berhasil mendirikan kerajaan Suwarnabbumi di daerah Melayu/Jambi yang kaya dengan penghasilan lada. Sementara itu ia senantiasa memperluas daerah kekuasaannya, hingga akhirnya, ia menguasai seluruh daerah
Minangkabau dan memindahkan pusat kerajaan ke Pagaruyung di tempat yang bernama Bukit Batu Patah.
Lalu ia berusaha untuk melepaskan hubungannya dengan kerajaan Majapahit dan menjadi raja yang berdiri sendiri.

Mengingat latar belakang kehidupan dan pendidikanya di kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, Adityawarman sangat terpengaruh dengan sistem pemerintahan yang otokratis dan susunan masyarakat berkasta-kasta. Sedang di Minangkabau didapatinya cara pemerintahan yang demokratis berdasarkan musyawarah serta susunan masyarakat yang tidak mengenal kasta, melainkan berdasarkan prinsip “duduk samo randah, tagak samo tinggi”.

Nagari-nagari di Minangkabau lebih mirip dengan republik-republik kecil yang berdiri sendiri sehingga kekuasaan raja tidak dapat menjangkau urusan dalam masing-masing nagari itu. Hal ini dipandangnya sebagai pengebirian terhadap kekuasaan raja dan menghambat kelancaran jalannya pemerintahan.

Oleh karena itu, Adityawarman mengemukan keinginannya supaya masyarakat di Minagkabau disusun berkasta-kasta seperti yang berlaku dalam masyarakat Hindu, dan agar pemerintahan diatur seperti yang berlaku di Majapahit, yaitu bertingkat-tingkat, sehingga setiap nagari dikuasai penuh oleh raja. Keinginan ini mendapat tantangan , karena masyarakat Minangkabau tidak menyukai hidup berkasta-kasta, dan mereka menjunjung tinggi kehidupan demokrasi, di mana tiap-tiap nagari berhak mengatur dirinya sendiri.

Dengan kebijaksanaan para pemimpin adat, yaitu Datuk Katumanggungan dan datuk Perpatih Nan Sabatang, didapatlah kompromi:  Pertama, bahwa pangkat-pangkat adatlah yang diatur bertingkat-tingkat, sehingga di samping Penghulu sebagai kepala suku, diadakan pangkat Manti, Malin dan Dubalang. Sedangkan kehidupan bersuku, berkampung dan bernagari tetap berdasarkan kerakyatan dan musyarawah, serta duduk sama rendah, tegak sama tinggi.

Selain dari ketetapan tersebut di atas, masih ada beberapa ketetapan lainnya yang telah disepakati bersama. Pertama, bahwa Adityawarman hanya diberi kedaulatan di daerah Rantau, yaitu Pasaman, Pesisir Panjang, Kuantan, batanghari, Kampar dan Rokan. Sedang di daerah Luhak Nan Tigo (Agam, Lima Puluh Koto dan Tanah datar ) ia hanyalah sebagai lambang kesatuan saja, sebagai penengah atau pendamai, bila terjadi perselisihan.

Kedua, bahwa sebagai raja, ia tidak ikut dalam kehidupan bersuku karena sebagai penengah ia harus berada di atas semua suku. Ketiga, bahwa raja tidak mempunyai hak ulayat atas tanah karena hak ulayat tersebut merupan hak mutlak bagi setiap nagari dan suku-suku dalam nagari. Dengan demikian, kekuasaan Adityawarman sebagai raja Minangkabau yang bertahta di Pagaruyung tidaklah mutlak, tidak mencakup seluruh daerah kerajaan Minangkabau dan tidak pula dapat menjangkau urusan-urusan dalam tiap-tiap kehidupan.


Sumber: http://wisran.vndv.com/25.pdf
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Jumat, 20 Agustus 2010

Sungai Jambu, Pariangan, Tanah Datar

Berikut adalah daftar nagari yang terdapat di Sumatera Barat.
  1. Inderapura
  2. Tapan
  3. Lunang
  4. Silaut
  5. Sungai Tunu
  6. Pelangi
  7. Lakitan
  8. Kambang
  9. Taluak
  10. IV Koto Hilia
  11. IV Koto Mudiak
  12. Painan
  13. Tambang
  14. Salido
  15. Lumpo
  16. Gurun Panjang
  17. Pasa Baru
  18. Talaok
  19. Koto Barapak
  20. Pulut-pulut
  21. Pancuang Taba
  22. Koto Ranah
  23. Muaro Aia
  24. Kapuh
  25. Ampang Pulai
  26. Nanggalo
  27. Batu Hampa
  28. Duku
  29. Baruang-baruang Balantai
  30. Sungai Pinang
  31. Siguntua
  32. Surantiah
  33. Taratak
  34. Ampiang Parak
  1. Lolo
  2. Surian
  3. Alahan Panjang
  4. Sungai Nanam
  5. Salimpat
  6. Aia Dingin
  7. Talang Babungo
  8. Sarik Alahan Tigo
  9. Sungai Abu
  10. Sirukam
  11. Supayang
  12. Aia Luo
  13. Rangkiang Luluih
  14. Tanjung Balik Sumiso
  15. Batu Bajanjang
  16. Garabak
  17. Simanau
  18. Batu Banyak
  19. Batu Bajanjang
  20. Salayo Tanang/Bukik Sileh
  21. Koto Laweh
  22. Limau Lunggo
  23. Koto Anau
  24. Simpang Tanjung Nan IV
  25. Kampung Batu Dalam
  26. Cupak
  27. Koto Gaek guguak
  28. Talang
  29. koto gadang Guguak
  30. Jawi-jawi guguak
  31. Sungai Janiah
  32. Batang Barus
  33. Aia Batumbuak
  34. Parambahan
  35. Muaro Paneh
  36. Dilam
  37. Bukik Tandang
  38. Kinari
  39. Sungai Durian
  40. Bukik Bais
  41. Taruang-taruang
  42. Pianggu
  43. Sungai Jambur
  44. Guguak Sarai
  45. Koto Laweh
  46. Indudur
  47. Siaro-aro
  48. Koto Baru
  49. Salayo
  50. Koto Hilalang
  51. Gantuang Ciri
  52. Tanjung Bingkung
  53. Gaung
  54. Panyakalan
  55. Saok Laweh
  56. Saning Bakar
  57. Sumani
  58. Koto Sani
  59. Singkarak
  60. Tikalak
  61. Aripan
  62. Tanjung Alai
  63. Kacang
  64. Sulit Aia
  65. Tanjuang Baliak
  66. Paninjauan
  67. Pasilihan
  68. Bukit Tanduang
  69. Siberambang Ateh
  70. Kuncia
  71. Katialo
  72. Lubang Panjang
  73. Paninggahan
  74. Muaro Pingai
  1. Solok (Solok)
  1. Lubuk Ulang Aliang
  2. Abai
  3. Dusun Tangah
  4. Bidar Alam
  5. Lubuak Malako
  6. Sungai Kunyit
  7. Lubuak Gadang
  8. Pasia Talang
  9. Koto Baru
  10. Alam Pauah Duo
  11. Sako Pasia Talang
  12. Pakan Rabaa
  1. Silantai
  2. Sisawah
  3. Sumpur Kudus
  4. Unggan
  5. Kumanieh
  6. Tanjuang Bonai Aua
  7. Tamparungo
  8. Mangganti
  9. Limo Koto
  10. Palalua
  11. Tanjuang
  12. Padang Laweh
  13. Guguak
  14. Batu Manjulua
  15. Padang Sibusuak
  16. Pamuatan
  17. Palangki
  18. Koto Baru
  19. Muaro Bodi
  20. Mundam Sakti
  21. Koto Tuo
  22. Muaro
  23. Sijunjuang
  24. Pamatang Panjang
  25. Aie Angek
  26. Palu
  27. Durian Gadang
  28. Kamang Baru
  29. Silokek
  30. Solok Ambah
  31. Lubuk Tarok
  32. Lalan
  33. Buluh Kasok
  34. Sibakur
  35. Langki
  36. Pulasan
  37. Timbulun
  38. Tanjung Gadang
  39. Tanjung Lolo
  40. Taratak Baru
  41. Sungai Lansek
  42. Kamang
  43. Aie Amo
  44. Sungai Batung
  45. Muaro Takuang
  46. Kunangan Parik Rantang
  47. Kubang Sirakuak (Sawah Lunto)
  48. Kampung Teleng (Sawah Lunto)
  49. Tanah Lapang (Sawah Lunto)
  50. Lunto (Sawah Lunto)
  51. Kubang Tangah (Sawah Lunto)
  52. Saringan (Sawah Lunto)
  53. Durian (Sawah Lunto)
  54. Kolok (Sawah Lunto)
  55. Talago Gunuang (Sawah Lunto)
  56. Lumindai (Sawah Lunto)
  57. Kajai (Sawah Lunto)
  58. Silungkang (Sawah Lunto)
  59. Talawi (Sawah Lunto)
  60. Sijantang (Sawah Lunto)
  1. Sitiung
  2. Siguntua
  3. Timpeh
  4. Koto Salak
  5. Koto Baru
  6. Sialang Gaung
  7. Tiumang
  8. Ampang Kuranji
  9. Sungai Langkok
  10. Padang Laweh
  11. Sungai Limau
  12. Koto Besar
  13. Sungai Rumbai
  14. Koto Tinggi
  15. Koto Gadang
  16. Kunangan Koto Solok
  17. Sungai Dareh
  18. Tebing Tinggi
  19. Silago
  20. Lubuak Karak
  21. Pulau Punjung
  1. Tambangan
  2. Jaho
  3. Singgalang
  4. Paninjauan
  5. Panyalaian
  6. Koto Laweh
  7. Aie Angek
  8. Pandai Sikek
  9. Koto Baru
  10. Batipuh Ateh
  11. Batipuh Baruah
  12. Tanjung Barulak
  13. Andaleh
  14. Pitalah
  15. Bungo Tanjung
  16. Gunuang Rajo
  17. Sabu
  18. Padang Laweh
  19. Batu Taba
  20. Malalo
  21. Sumpu
  22. Simawang
  23. Balimbiang
  24. III Koto
  25. Padang Magek
  26. Rambatan
  27. Baringin
  28. Limo Kaum
  29. Parambahan
  30. Cubadak
  31. Labuah
  32. Tanjuang Barulak
  33. Saruaso
  34. Koto Tangah
  35. Pagaruyung
  36. Taluak
  37. Buo
  38. Tigo Jangko
  39. Pangian
  40. Batu Bulek
  41. Balai Tangah
  42. Tanjuang Bonai
  43. Lubuak Jantan
  44. Tapi Selo
  45. Minangkabau
  46. Sungayang
  47. Tanjung
  48. Andaleh Baruah Bukik
  49. Sungai Patai
  50. Simpurut
  51. Sungai Tarab
  52. Gurun
  53. Talang Tangah
  54. Padang Laweh
  55. Pasia Laweh
  56. Koto Tuo
  57. Rao-rao
  58. Kumango
  59. Koto Baru
  60. Batu Basa
  61. Tabek
  62. Sawah Tangah
  63. Simabur
  64. Padang Panjang/Pariangan
  65. Sungai Jambu
  66. Sumanik
  67. Situmbuak
  68. Lawang Mandahiliang
  69. Supayang
  70. Salimpauang
  71. Tabek Patah
  72. Tanjung Alam
  73. Barulak
  74. Atar
  75. Padang Gantiang
  76. Gunung (Padang Panjang)
  77. Pasar (Padang Panjang)
  78. Lareh Nan Panjang (Padang Panjang)
  79. Bukit Surungan (Padang Panjang)
  1. Katapiang
  2. Kasang
  3. Sungai Buluah
  4. Lubuak Aluang
  5. Sintuak
  6. Toboh Gadang
  7. Pakan Baru
  8. Sicincin
  9. Sungai Asam
  10. Kayu Tanam
  11. Kapalo Hilalang
  12. Anduriang
  13. Guguak
  14. Pakandangan
  15. Koto Tinggi
  16. Toboh Ketek
  17. Parit Malintang
  18. Balah Aia
  19. Sungai Sariak
  20. Lurah Ampalu
  21. Lareh Nan Panjang
  22. Sungai Durian
  23. Tandikek
  24. Koto Baru
  25. Koto Dalam
  26. Batu Kalang
  27. Kapalo Koto
  28. Pauah Kamba
  29. Padang Bintuang
  30. Sunur
  31. Kurai Taji
  32. Tapakih
  33. Ulakan
  34. Kuranji Hilia
  35. Pilubang
  36. Malai V Suku
  37. Gasan Gadang
  38. Campago
  39. Sikucur
  40. Kudu Gantiang
  41. Limau Puruik
  42. Gunuang Padang Alai
  43. Kuranji Hulu
  44. Malai Togo Koto
  45. III Koto Aua Malintang
  46. Alai Gn. Pangilun (Padang)
  47. Ulak Karang (Padang)
  48. Belakang Tangsi (Padang)
  49. Kampung Jawa (Padang)
  50. Pondok (Padang)
  51. Sawahan (Padang)
  52. Andaleh Marapalam/Parak Gadang (Padang)
  53. Andaleh Marapalam (Padang)
  54. Parak Gadang (Padang)
  55. Alang Laweh (Padang)
  56. Pasar Gadang (Padang)
  57. Subarang Padang (Padang)
  58. Teluk Bayur (Padang)
  59. Bukit Air Manis (Padang)
  60. Limau Manih (Padang)
  61. Pauh Limo (Padang)
  62. Bungus (Padang)
  63. Bungus dan Teluk Kabung (Padang)
  64. Lubuk Kilangan (Padang)
  65. Nanggalo (Padang)
  66. Pauh IX (Padang)
  67. Nan XX (Padang)
  68. Koto Tangah (Padang)
  69. Pasa Pariaman (Pariaman)
  70. IV Angkek Padusunan (Pariaman)
  71. Mangguang (Pariaman)
  72. Sikapak (Pariaman)
  73. Cubadak Aia (Pariaman)
  74. Nareh III Koto (Pariaman)
  75. Tungka (Pariaman)
  76. IV Koto Sungai Rotan (Pariaman)
  77. Sunua (Pariaman)
  78. Kurai Taji (Pariaman)
  79. Lareh Nan Panjang (Pariaman)
  1. Tiku Selatan
  2. Tiku Utara
  3. Tiku V Jorong
  4. Lubuk Basung
  5. Garagahan
  6. Kampung Pinang
  7. Kampung Tangah
  8. Manggopoh
  9. III Koto Batu Kambiang
  10. Sitalang
  11. Tanjung Sani
  12. Sungai Batang
  13. Maninjau
  14. Bayua
  15. Tigo Koto
  16. Koto Kaciak
  17. Duo Koto
  18. Matur Hilia
  19. Matur Mudiak
  20. Tigo Balai
  21. Lawang Tuo
  22. Parik Panjang
  23. Panta Pauah
  24. Malalak
  25. Sungai Landia
  26. Balingka
  27. Koto Tuo
  28. Guguak Tabek Sarojo
  29. Koto Panjang
  30. Sianok
  31. Koto Gadang
  32. Cingkariang
  33. Padang Lua
  34. Padang Laweh
  35. Pakan Sinayan
  36. Ladang Laweh
  37. Kubang Putiah
  38. Taluak
  39. Batu Palano
  40. Sariak
  41. Sungai Puar
  42. Batagak
  43. Balai Gurah
  44. Panampuang
  45. Batu Taba
  46. Pasia
  47. Ampang Gadang
  48. Biaro Gadang
  49. Lambah
  50. Bukik Batabuah
  51. Lasi
  52. Canduang Koto Laweh
  53. Koto Tinggi
  54. Padang Tarab
  55. Tabek Panjang
  56. Bungo Koto Tuo
  57. Simarasok
  58. Koto Tangah
  59. Kapau
  60. Gaduik
  61. Kamang Hilia
  62. Kamang Mudiak
  63. Magek
  64. Koto Rantang
  65. Pasia Laweh
  66. Pagadih
  67. Nan Tujuah
  68. Baringin
  69. Sipisang
  70. Sungai Pua
  71. IV Koto Palembayan
  72. III Koto Silungkang
  73. Salareh Aia
  74. Guguak Panjang (Bukittinggi)
  75. Mandiangin (Bukittinggi)
  76. Koto Selayan (Bukittinggi)
  77. Aua Birugo (Bukittinggi)
  78. Tigo Baleh (Bukittinggi)
  1. Tanjung Aro
  2. Mungo
  3. Sungai Kemuyang
  4. Sitanang
  5. Andaleh
  6. Situjuh Batur
  7. Situjuh Ladang Laweh
  8. Tungkar
  9. Situjuh Bandar Dalam
  10. Situjuh Gadang
  11. Pandan Gadang
  12. Koto Tinggi
  13. Talang Anau
  14. Labuah Gunuang
  15. Batu Payuang
  16. Ampalu
  17. Batu Sikumpar
  18. Balai Panjang
  19. Halaban
  20. Tanjung Gadang
  21. Muaro Paiti
  22. Koto Bangun
  23. Lubuak Alai
  24. Koto Lamo
  25. Durian Tinggi
  26. Sialang
  27. Gelugur
  28. Kurai
  29. Sungai Rimbang
  30. Suliki
  31. Limbanang
  32. Koto Tangah Simalanggang
  33. Taeh Bukit
  34. Simalanggang
  35. Sungai Beringin
  36. Piobang
  37. Taeh Baruah
  38. Koto Baru Simalanggang
  39. Jopang Manganti
  40. Simpang Kapuk
  41. Mungka
  42. Talang Maur
  43. VII Koto Talago
  44. Sungai Talang
  45. VII Talago
  46. Kubang
  47. Simpang Sugiran
  48. Manggilang
  49. Tanjung Balit
  50. Gunung Malintang
  51. Pangkalan
  52. Koto Alam
  53. Tanjuang Pauh
  54. Taram
  55. Solok Bio-bio
  56. Tarantang
  57. Batu Balang
  58. Tigo Btr Padang Barangan
  59. Harau
  60. Bukik Limbuku
  61. Sarilamak
  62. Gurun
  63. Koto Tuo
  64. Pilobang
  65. Lubuk Batingkok
  66. Banja Laweh
  67. Mahek
  68. Sei. Naniang
  69. Baruah Gunuang
  70. Koto Tangah
  71. Sungai Balantiak
  72. Sariak Laweh
  73. Koto Tangah Batu Hampar
  74. Batu Hampar
  75. Suayan
  76. Pauh Sangit
  77. Koto Nan Ampek (Payakumbuh)
  78. Limbukan (Payakumbuh)
  79. Koto Nan Gadang (Payakumbuh)
  80. Lampasi (Payakumbuh)
  81. Aia Tabik (Payakumbuh)
  82. Payobasung (Payakumbuh)
  83. Tiakar (Payakumbuh)
  1. Ganggo Mudiak
  2. Ganggo Hilia
  3. Koto Kaciak
  4. Limo Koto
  5. Alahan Mati
  6. Simpang
  7. Binjai
  8. Ladang Panjang
  9. Malampah
  10. Tanjung Beringin
  11. Sundatar
  12. Aia Manggih
  13. Jambak
  14. Pauh
  15. Durian Tinggi
  16. Panti
  17. Padang Gelugur
  18. Tarung-tarung
  19. Padang Mentinggi
  20. Lubuk Layang
  21. Lansad Kadap
  22. Languang
  23. Koto Rajo
  24. Koto Nopan Saiyo
  25. Muara Tais
  26. Lubuk Gadang
  27. Silayang
  28. Muara Sungai Lolo
  29. Simpang Tonang
  30. Cubadak
  1. Kajai
  2. Sinurut
  3. Talu
  4. Aia Bangih
  5. Parik
  6. Desa Baru
  7. Batahan
  8. Ujung Gading
  9. Sungai Aur
  10. Lingkung Aur
  11. Air Gadang
  12. Aur Kuning
  13. Koto Baru
  14. Kapar
  15. Sasak
  16. Ktgn Mandiangin
  17. Kinali
  18. Muaro Kiawai
  1. Sikakap
  2. Sipora
  3. Muaro Siberut
  4. Sikabaluan
sumber: wikipedia